Panggilan Pewartaan

Pengantar

Ada seorang Kristen, yang menarik diri dari keramaian, kemudian tinggal di padang gurun. Kesehariannya banyak dipakai untuk berdoa, mempalajari kitab suci, dan melakukan pekerjaan tangan mencukupi kebutuhan jasmani sehari-hari. Namanya Evagrius Ponticius (345-399M).

Dia berpendapat dunia ini dan yang ada di dalamnya adalah seperti jendela dengan selubung atau tirai. Kalau selubung itu tidak dibuka, jendela itu tetap buram. Pandangan kita menjadi sempit dan terbatas sekali.

Kalau selubung itu dibuka, jendela itu menjadi transparan. Kita bisa melihat lebih jauh, lebih luas, sampai ke yang sejati. Apa yang ada di dunia ini, (alam, waktu, dan orang lain) sejatinya sedang mengajarkan banyak hal kepada kita dengan berbagai cara, agar hidup kita menjadi semakin bermakna.

Purwodadi adalah daerah rawan bencana banjir dan kekeringan. Bencana itu juga seperti jendela. Tugas kita untuk menyingkapkan selubungnya, agar kita bisa melihat sampai pada yang sejati.

Upaya melihat atau bergerak dari yang buram sampai kepada yang transparan atau sejati itu adalah upaya menemukan kebenaran. Sedang kebenaran itu tak terbatas dan membebaskan atau memberi kelegaan.

Yang tak terbatas itu hanya Tuhan. Jika kita mengenali kebenaran, kira juga mengenali Tuhan. Pesan kebenaran itu adalah pesan dari Tuhan dan patut kita wartakan.

Seseorang yang rindu melihat sampai ke yang sejati, mengenali kebenaran Tuhan dan mewartakannya, dia sedang menjalankan panggilan kenabian.

Seperti nabi Habakuk: “Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang dijawab-Nya atas pengaduanku” (Hab. 2:1)

Penutup

Dari kisah-kisah pengalaman berharga di tengah bencana banjir itu, menguatkan keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir di segala tempat dan waktu. Peristiwa apapun bisa melayani kita sebagai kesempatan untuk terus bertobat, atau mengalami perubahan hati agar bisa melihat sampai ke yang sejati, yang membebaskan dan melegakan.

Sebagai Habakuk-habakuk muda di jaman sekarang, mari kita tetap berdiri tegak menghadapi tantangan arus jaman. Dimulai dari mau melihat sampai kepada yang sejati. Sebab setiap peristiwa selalu mengandung pesan kebenaran dari Tuhan, untuk diwartakan.

0:00
0:00